Selasa, 30 September 2014

Malam Tirakatan dan Halal Bihalal bersama Warga Jaten I

Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 69 warga Jaten I RT 01 RW 08 dan keluarga Panti Asuhan Riyaadlul Jannah menyelenggarakan "Malam Tirakatan dan Halal Bihalal". Acara diawali dengan penampilan rebana dari anak-anak Riyaadlul Jannah. Dilanjutkan dengan pembagian doorprize.
Adapun acara inti diantaranya sambutan ketua panitia, ketua RT/RW, pemotongan tumpeng, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diakhiri dengan tausyiah dan do'a bersama.
Kegiatan yang mengangkat tema "Dengan semangat proklamasi 17 Agustus 1945, kita dukung suksesi kepemimpinan nasional hasil pemilu 2014, demi kelanjutan pembangunan menuju Indonesia yang Maju dan Sejahtera" ini merupakan puncak kegiatan 17-an yang sebelumnya telah diadakan jalan sehat dan lomba-lomba diantaranya lomba masak nasi goreng, makan mie (kategori dewasa), makan kerupuk, lari kelereng, terong-terongan



.

Pemberian Hadiah untuk Anak yang Berprestasi



Untuk mengapresiasi prestasi anak-anak asuh, kami mempunyai program pemberian hadiah untuk anak yang meraih ranking 1 sampai 5 di kelas masing-masing di tiap semesternya. Hal itu untuk meningkatkan semangat anak untuk terus berprestasi serta memacu anak yang lain untuk ikut berprestasi. Selama ini alhamdulillah anak-anak kami banyak yang menempati peringkat 5 besar dikelasnya. Hadiah langsung diserahkan oleh Ibu Ketua Pengurus PA Riyaadlul Jannah, Ibu Hj Trusti Rahayu didampingi sie pendidikan Ibu Umi Sakdiyah
Adapun anak-anak yang berprestasi adalah sebagai berikut :
Rangking 1 :
- Wiji Ardiyanto (Kelas XII SMK Pandanaran)
- Heni Ika Tinokiki (Kelas XII MA Syaroful Millah)
- M Ali Mursidi (Kelas IX MTs Futuhiyyah)

Rangking 2 :
- M Abd Hasan Yusuf (Kelas XII SMK Pandanaran)
- Shikata Aini  (Kelas XII MA Syaroful Millah)
- Dita Kus Khaerunnisa (Kelas VI MI Futuhiyyah)

Rangking 3 :
- M Wahyudi (Kelas XII SMK Pandanaran)
- Royo Triyono (Kelas XI SMK Tlogosari)
- Kun Hayuningtyas (Kelas IX MTs Syaroful Millah)

Rangking 4 :
- M Arifin Febriyansyah (Kelas XII SMK Pandanaran)

Selamat kepada anak-anak yang berprestasi.

Halal Bihalal Panti Asuhan Riyaadlul Jannah Baiturrahman

Pada tanggal 10 Agustus 2014, Panti Asuhan Riyaadlul Jannah menyelenggarakan Halal Bihalal bersama Konsultan, pengurus, guru, dan alumni. Acara yang dilaksanakan di Masjid Ali Usman ini bertujuan untuk mempererat tali silaturrahim. Pada acara tersebut dihadiri oleh Bapak Susmono selaku sesepuh YPKPI Baiturrahman yang memberi beberapa motivasi untuk para hadirin.
Acara diawali dengan sambutan ketua pengurus PA Riyaadlul Jannah, Ibu Trusti Toto. Dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Susmono. sebelum tausyiah dimulai ada hiburan rebana dari anak-anak asuh Riyaadlul Jannah. Acara semakin khitmat ketika Ustadz Danusiri menyampaikan tausyiah tentang asal mula serta hikmah dari Halal Bihalal.
Acara diakhiri dengan foto bersama dan ramah-tamah.



Berbagi Parcel dengan Tukang Becak


Menjelang lebaran kemaren, para pengurus PA Riyaadlul Jannah mengadakan kegiatan berbagi parcel dengan para tukang becak. Parcel dibagikan kepada tukang becak di area sekitar Masjid Raya Baiturrahman. Hal itu sejalan dengan visi misi panti, dimana selain mensejahterakan anak-anak asuh kami juga ikut membantu dhuafa yang ada di lingkungan sekitar. Acara ini dilaksanakan rutin tiap tahunnya menjelang lebaran.



Khataman Qurán 1000 santri PPPA Daarul Qurán




Dalam rangka peringatan Nuzulul Qurán bulan Ramadhan 1435 H, PPPA Darul Qurán Jawa Tengah menggelar acara "Khataman Qurán 1000 santri di Malam Seribu Bulan". Acara serentak dilaksanakan dilaksanakan di 7 kota di Jawa Tengah yaitu Semarang, Tegal, Kudus, Purwokerto, Wonosobo, Salatiga dan Purwodadi. Untuk kota Semarang berlokasi di Masjid Madya Mangun Karsa, Jalan Woltermonginsidi Semarang. Pada acara tersebut dihadiri oleh para asatidz dan santri rumah tahfidz. Termasuk Rumah Tahfidz Riyaadlul Jannah. Selain khataman qurán, pada kesempatan tersebut juga ada penyerahan 1000 Al Qurán kepada santri Rumah Tahfidz.

Buka Bersama dan Pengajian Rutin Keluarga Prof Abu Suúd

Pada bulan Ramadhan kemarin, keluarga Prof Abu Suud (konsultan kerohanian Islam PA Riyaadlul Jannah) menyelanggarakan pengajian rutin bulan sekaligus buka bersama. Pada kesempatan itu group rebana anak-anak asuh panti asuhan dan rumah tahfidz Riyaadlul Jannah diminta tampil untuk mengisi hiburan acara tersebut. Acara diawali dengan penampilan rebana Riyaadlul Jannah, Buka Bersama. Dilanjutkan dengan shalat Isya dan Shalat Tarawih berjamaah. serta tausyiah.


Hikmah dan Keutamaan Qurban


Sebentar lagi insya Allah kita akan kedatangan tamu istimewa, Hari Raya ‘Idul Adha, dimana di hari itu dan hari tasyrik dilakukan penyembelihan hewan qurba. Jika Anda belum memutuskan untuk berkurban tahun ini, ada baiknya Anda menyimak hikmah dan keutamaan qurban pada hari-hari tersebut:

1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]
2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]
4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa
“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]
5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]
Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”
6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]
7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]

sumber : www.fimadani.com

Ibadah-Ibadah di Bulan Dzulhijjah

Sekarang kita sudah memasuki bulan Dzulhijjah. Jika bulan ini disebut, maka dalam pikiran kita spontan teringat pada dua hal: pertama, tiap minggu kondangan karena banyak yang menikah, dan kedua, nyate bareng sama tetangga sehabis motong kambing kurban. Padahal, bulan Dzulhijjah lebih dari itu. Secara khusus Rasulullah saw. menyebut keutamaan bulan ini, terutama untuk 10 hari pertama di awal bulan.


Dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Nabi saw. Bersabda, “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhari)
Dari Umar r.a., bahwa Nabi saw. Bersabda, “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad)
Karena itu, jika kita ingin menjadi orang yang dicintai Allah swt., jangan sia-siakan kesempatan ini untuk taqarrub kepada Allah swt. dengan banyak-banyak melakukan ibadah. Setidaknya ada delapan ibadah yang bisa kita lakukan, yaitu:

1. Melaksanakan ibadah haji dan umrah. Ini adalah amal yang paling utama di bulan Dzulhijjah. Tidak ada haji selain di bulan Dzulhijjah. Ganjaran bagi orang yang melaksanakan ibadah ini sangat besar di sisi Allah swt. Kata Nabi saw., “Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surga.”

2. Berpuasa selama 10 hari di hari-hari pertama bulan Dzulhijjah, atau pada sebagiannya, atau paling tidak sehari di hari Arafah. Puasa juga amalan utama. Allah swt. memilih puasa sebagai amalan hambaNya untuk diriNya sehingga Dia sendiri yang menentukan pahalanya. Hal ini termaktub dalam sebuah hadist Qudsi. “Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan, dan minumannya semata-mata karena Aku.”
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun”. (Hadits muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Qatadah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, “Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”. (HR. Muslim)

3. Bertakbir dan berdzikir. Perbanyaklah takbir dan dzikir di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana yang diperintahkan Allah swt., “…. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan….” [QS. Al-Hajj (20): 28]. Begitulah para ahli tafsir menafsirkannya frase “pada hari-hari yang ditentukan” dengan “sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah”. Karena itu, para ulama menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut. Apalagi ada hadits dari Ibnu Umar r.a. yang menguatkan. Bunyinya, “Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir, dan tahmid”. (HR. Ahmad)
Imam Bukhari menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbirnya.
Diriwayatkan bahwa para tabiin pada hari-hari itu mengucapkan, “Allahu akbar, allahu akbar, laa ilaha ilallah, walllahu akbar, allahu akbar wa lillahil hamdu.” Artinya, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah (sembahan) selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah.”
Dianjurkan mengeraskan suara saat bertakbir baik ketika di masjid, rumah, pasar, atau di jalan. Allah berfirman, “Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …”. [QS. Al-Baqarah (2): 185]
Perbanyak taubat dan meninggalkan segala bentuk maksiat dan dosa. Maksiat adalah penyebab jauhnya hamba dari Allah swt. Sedangkan ketaatan adalah pintu mendapat cinta dan kasih sayang Allah swt. Dan Allah swt. lebih cinta kepada seorang hamba melebihi cinta sang hamba kepada Allah swt. Bahkan, Allah swt. cemburu jika hambanya berbuat maksiat. Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi swt. bersabda, “Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya.” (Hadits muttafaq ‘alaihi)

4. Perbanyaklah amal shalih. Bukan hanya amal-amal yang fardhu saja. Sebab, Allah swt. suka dan mencintai seorang hamba yang mendekatkan diri kepadanya dengan melakukan nawafil, amalan sunah. Kita bisa memperbanyak shalat sunnah, bersedekah, berjihad, membaca Al-Qur’an, dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Kita sangat berharap semua amalan itu bisa mendatangkan banyak pahala. Tapi, kita lebih berharap lagi mendapat cintai dan ridha Allah swt.

5. Disyariatkan pula kita melakukan takbir muthlaq –yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied– dan takbir muqayyad –yaitu takbir yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama’ah. Bagi kita yanga sedang tidak berhaji, takbir dimulai dari sejak Zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

6. Berkurban. Bisa kita lakukan pada Hari Raya Qurban dan Hari-hari Tasyriq. Ibadah ini adalah sunnah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Muhammad saw. mengukuhkannya menjadi syariat bagi kita. Sabda Nabi, “Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu”. (Hadits muttafaq ‘alaihi).

7. Dilarang mencabut atau memotong rambut dan kuku bagi orang yang hendak berkurban. Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: “Jika kamu melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya.” Dalam riwayat lain, “Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban.”
Hal ini untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah, “Dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan.” [QS. Al-Baqarah (2): 196]. Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban.

8. Melaksanakan shalat Iedul Adha dan mendengarkan khutbahnya. Bahkan, anak-anak dan wanita-wanita yang sedang haidh pun diperintahkan Nabi saw. untuk hadir bersama jama’ah shalat ied di tanah lapang untuk mendengarkan khutbah.


Sumber: www.dakwatuna.com

Ceramah Dari Konsultan Bidang Kesehatan Ibu dr. Hj. Nahwa Arkhaesi, M,Si, Med, Sp.A Di LKSA Riyaadlul Jannah

Ahad, 10 Desember 2023 pengurus dan pengasuh LKSA Riyaadlul Jannah mengadakan pertemuan bulanan yang sudah lama berhenti. Kegiatan tersebu...