Minggu, 20 Januari 2013

Sarasehan Ustadz Yusuf Mansur

Sabtu (19/01), PPPA Daarul Qur'an mengadakan Sarasehan Nasional bersama Ustadz Yusuf Mansur dan para Syeikh dari Timur Tengah. Acara bertempat di Hotel Semesta Semarang pukul 13.00 WIB.
Dalam acara tersebut hadir para Syeikh yaitu Syeikh Ahmad Al Kannas dari Syam dan Syeikh Miftah dari Yaman. Sebelumnya acara dibuka dengan pembacaan tilawah Qur'an oleh santri Rumah Tahfidz Riyaadlul Jannah, M Tri Sutrisno bersama sari tilawah Alifia Ulfa. Ada juga penampilan dari anak-anak Daqu School Semarang.

Kemudian 2 syeikh naik ke panggung bersama translater Ustadz Slamet yang menjabat sebagai menteri luar negeri PPPA Daarul Qur'an. Syeikh Ahmad mengajarkan beberapa riwayat bacaan Al Qur'an yang ternyata ada 20 macam. Sedangkan yang biasanya kita tahu hanya 1 macam riwayat. Kemudian Syeikh Miftah diminta membaca Qur'an dan suara mirip dengan Imam Sudais. Dilanjutkan tausyiah oleh Syeikh Ahmad Al Kannas.

Para jamaah shalat Ashar berjamaah di tempat sarasehan yang diimami oleh Syeikh Miftah. Setelah shalat Ashar, Syeikh Miftah memberikan tausyiah tentang pentingnya belajar, menghafal dan mengamalkan Al Qur'an. Baru kemudian Tausyiah oleh Ustadz Yusuf Mansur yang pada kesempatan itu menyampaikan salah satu programnya yaitu patungan usaha dan patungan aset. Tak lupa beliau selalu menyampaikan pentingnya dan keutamaan dari sedekah dengan diselingi sedikit humor. Acara berakhir sekitar 17.30 WIB.

Rabu, 16 Januari 2013

Alasan Mencintai Nabi Muhammad SAW

Mencintai seseorang dapat kembali kepada 2 alasan :
Pertama, berkaitan dengan dzat orang yang dicintai
Semakin sempurna orang yang dicintai, maka di situlah tempat tumbuhnya kecintaan. Sedangkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam adalah manusia yang paling luar biasa dan sempurna dalam akhlaq, kepribadian, sifat dan dzatnya.
Di antara sifat beliau adalah begitu perhatian pada umatnya, begitu lembut dan kasih sayang pada mereka. Sebagaimana Allah mensifati beliau dalam firman-Nya,
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At Taubah: 128)
Kedua, berkaitan dengan faedah yang akan diperoleh
Buah dari Mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
Sungguh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam tidak butuh pada kecintaan kita padanya. Dengan adanya kecintaan ini, tidak akan menambah kedudukannya yang mulia dan tidak adanya kecintaan ini pula, tidak akan mengurangi kemuliaan beliau. Karena beliau adalah orang yang paling dicintai di sisi Allah Ta’ala.
Barang siapa yang mengikuti beliau shallallahu ’alaihi wa sallam (ittiba’), maka Allah akan mencintai dan mengampuni dosa-dosanya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
Tidak bisa diambil faedah dari kecintaan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam kecuali bagi siapa yang mencintai beliau. Orang yang demikianlah yang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penjabaran dari faedah di atas dapat dilihat dalam pembahasan berikut ini.
# Mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam merupakan sebab mendapatkan manisnya iman
Allah menjadikan sebab-sebab untuk mendapatkan manisnya iman. Di antara sebab tersebut adalah mencintai Nabishallallahu ’alaihi wa sallam melebihi seluruh makhluk.
Telah diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim dari Anas –radhiyallahu ’anhu- , Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Tiga perkara yang membuat seseorang akan mendapatkan manisnya iman yaitu : Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya, dia mencintai saudaranya, tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci kembali pada kekufuran sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api.
Dan yang dimaksudkan dengan (حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ)  -sebagaimana disebutkan para ulama rahimahumullah- adalah merasakan kelezatan melakukan ketaatan, bersabar dan merasa nikmat dalam beragama, dan yang demikian juga berpengaruh pada perihal keduniaan.
# Mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam akan menjadikan seseorang bersama beliau di akhirat
Diriwayatkan dari Imam Muslim, Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Datang seorang laki-laki pada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bertanya: “Kapan hari kiamat datang?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambertanya:”Apa yang engkau persiapkan untuk hari kiamat?” Dia menjawab,”Cinta Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,”Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”
Anas –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Tidaklah kami sangat bergembira setelah nikmat Islam kecuali setelah mendengar sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”
Anas –radhiyallahu ‘anhu- berkata:”Maka sungguh aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar, dan Umar –radhiyallahu ‘anhuma-. Dan saya berharap bisa bersama mereka, walaupun amalanku tidaklah seperti mereka.”
Allahu akbar!! Renungkanlah begitu agung dan mulianya balasan bagi orang yang mencintai Nabi yang mulia -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.[1]
#  Mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam akan memperoleh kesempurnaan iman
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Seseorang tidaklah beriman (dengan sempurna, peny) hingga aku lebih dicintainya dari anak dan orang tuanya serta manusia seluruhnya.”[2]
Kesempurnaan iman ini hanya akan diperoleh dengan mentaati dan tunduk patuh, tanpa ada keraguan sedikitpun.
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An Nisa’: 65)
#  Mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam merupakan bagian dari dzikrullah yang akan membuahkan hilangnya kesedihan, perbaikan keadaan, dan ampunan dosa.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآَمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ
Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” (Muhammad: 2)
Dengan dua alasan ini –yang berkaitan dengan sifat dan faedah dari mencintai beliau yang disebutkan di atas- tidak ada alasan bagi siapa pun untuk tidak mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.[3]
Semoga bermanfaat.

Penulis: Muhammad Abduh ( http://rumaysho.com )


[1] Semoga kita termasuk orang-orang yang mencintai beliau (dengan benar) sehingga kita dapat bersama Rasulullahshallallahu ’alaihi wa sallam di akhirat kelak. Amin Yaa Mujibad Da’awat. (-peny)
[2] HR. Muslim
[3] Bab ini diringkas dari Huququn Nabi bainal Ijlal wal Ikhlal, hal.40-46, Hubbun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wa ‘alamatuhu, hal. 13-15. Dan ada sedikit tambahan dari editor.

Ceramah Dari Konsultan Bidang Kesehatan Ibu dr. Hj. Nahwa Arkhaesi, M,Si, Med, Sp.A Di LKSA Riyaadlul Jannah

Ahad, 10 Desember 2023 pengurus dan pengasuh LKSA Riyaadlul Jannah mengadakan pertemuan bulanan yang sudah lama berhenti. Kegiatan tersebu...